Jakarta, 20/8 (Pinmas)--Pemerintah melalui sidang itsbat yang dipimpin Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni menetapkan awal Ramadhan 1430 H jatuh pada Sabtu, 22 Agustus 2009. Menag juga menetapkan Badan Hisab dan Rukyat sebagai lembaga tetap penyelenggara hisab dan rukyat.
"Badan ini telah kita tetapkan sebagai lembaga tetap sejak 14 Juli 2009," kata Menag pada sidang itsbat di kantor Departemen Agama, Jakarta , Kamis (20/8). Sidang tersebut dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika M. Nuh, Ketua Majelis Ulama Indonesia Prof Dr Umar Shihab, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Said Abdullah, pimpinan ormas-ormas Islam, para duta besar dan perwakilan negara sahabat, serta anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag.
Menag mengatakan, pihaknya menyetujui Badan Hisab dan Rukyat untuk melakukan sidang hisab maupun rukyat dilakukan setiap bulan sebagaimana usulan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. "Saya setuju sidang dilakukan setiap bulan kalau perlu mengundang pihak yang berbeda," ujarnya.
Menag juga mengatakan, pada tahun ini pemantauam juga dilakukan di 9 titik di seluruh Indonesia dengan menggunakan teropong canggih. Sembilan titik pemantauan tersebut terletak di Pantai Longa Aceh, Bosca Bandung, Pelabuhan ratu, Sukabumi, Gresik, Lamongan Jatim, Semarang , Kupang, Ternate, Makassar .
Ketua Badan Hisab dan Rukyat, Muchtar Iljas yang menyampaikan hasil pemantauan di seluruh Indonesia, menyebutkan bahwa perhitungan data hisab yang dihimpun oleh Direktorat Jendral Bimas Islam dari 29 titik pemantauan di seluruh Indonesia menyatakan bahwa ijtima 29 Syaban 1430H/2009 M bertepatan hari Kamis, 20 Agustus 2009, ketinggian hilal masih dibawah ufuk berada pada posisi -3 derajat, 10 menit sampai 0 derajat, 30 menit.
"Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut di seluruh Indonesia , posisi hilal berada di bawah ufuk, Berdasarkan laporan itu maka dapat disepakati bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2008," kata Muchtar yang juga Direktur Urusan Agama Islam Depag.
Ahli astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Taufik Hidayat mengatakan, dari pengamatan 9 kota yakni Merauke (Papua) Ternate (Ambon), Kupang (NTT), Makassar (Sulsel), Semarang (Jateng), Tanjung Kodok-Lamongan (Jatim), Condro Dipo-Gresik (Jatim),Lohnga (Aceh) dan Bandung (Jabar), hilal masih negatif.
Sementara Ketua Laznah Falaqiah NU, Ahmad Ghazali Masruri mengatakan, sejak NU ada pedoman yang dipakai adalah rukyatul hilal didukung oleh data hisab. "NU juga melakukan hisab karena kita punya kalender, tetapi hisab itu perlu dilakukan koreksi," ujarnya. Ia juga mengusulkan agar rukyatul hilal dilakukan sebulan sekali.
Sedangkan pengurus Muhammadiyah, Abdul Fatah Wibisono mensyukuri keputusan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan jatuh 22 Agustus 2009, karena Muhammadiyah juga mengawali puasa pada hari yang sama. "Kami juga setuju usulan NU agar rukyatul hilal dilakukan setiap bulan," kata wakil sekretaris Majelis Tarjih Muhammadiyah ini
Anggota LAPAN, Jamaluddin merasa kuatir dalam penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal yang sering terjadi perbedaan. Tapi pada tahun ini menghasilkan kesimpulan yang sama. "Kalau kriterianya masih seperti ini, tahun depan bisa terjadi perbedaan," ujarnya. (ks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar